“Head To Head” Ciremai Slamet

Tiang langit pulau Jawa ada tiga gunung yakni Semeru setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) di Jawa Timur, Slamet setinggi 3.428 mdpl di Jawa Tengah dan Ciremai setinggi 3.078 mdpl di Jawa Barat.

Gunung-gunung ini merupakan puncak tertinggi yang terletak di bagian timur, tengah dan barat pulau Jawa. Tapi dari ketiga gunung tadi hanya Ciremai dan Slamet yang akan kita bahas.

Sobat Ciremai, apa yang menarik dari Ciremai dan Slamet?. Yuk kita simak!.

Pertama, lokasi. Kita tahu, gunung Ciremai terletak di Kuningan, Majalengka dan Cirebon, ujung timur Jawa Barat. Sedangkan gunung Slamet berlokasi di Brebes, Tegal, Pemalang, Banyumas dan Purbalingga, ujung barat Jawa Tengah. Jadi, dua gunung ini saling berhadapan.

Saat pagi cerah di kaki dan puncak Ciremai, kita bisa menyaksikan “sunrise” yang muncul dari punggung Slamet. Pendaki puncak Ciremai memang acapkali memburu matahari terbit dengan “background” Slamet. Mungkin hal yang sama pula dilakukan para pendaki gunung Slamet.

Wilayah antara Ciremai dan Slamet merupakan daerah yang subur dan mampu menopang kehidupan sekitarnya. Kontur tanah berbukit hingga datar menghampar hijau serta sungai-sungai yang mengalir dari selatan ke utara sangat menunjang masyarakat agraris.

Kedua, aktifitas “vulkanologi”. Ciremai tergolong gunung api aktif yang kalem. Sebab sudah lama tidur dan tak ‘batuk’ apalagi ‘mengamuk’. Terbukti, catatan terakhir “erupsi” Ciremai pada 1938. Sedangkan Slamet sedikit berbeda. Pada 2009 dan 2014 sempat ‘batuk’ tapi tak menimbulkan bencana. Menurut kabar angin, bila Slamet erupsi maka pulau Jawa bisa terbelah jadi dua!. ?

Ketiga, legenda ‘penciptaan’ Ciremai dan Slamet. Menurut cerita Adit, warga Pemalang, “Konon Slamet ialah gunung tertinggi di pulau Jawa. Suatu hari terjadi pertarungan sengit antara Bima melawan gajah raksasa. Secara tak sengaja, kuku Bima mengenai gunung Slamet. Nah, bagian gunung Slamet tersebut terlempar jauh dan jatuh ke barat sehingga menjadi gunung Ciremai. Setelah Bima mampu mengalahkan lawannya, lalu gajah raksasa tadi menjadi gunung Gajah di Pemalang”.

Cerita itu seakan tersambung dengan penuturan Apri, warga Majalengka, “Konon, Ciremai itu adik dari Slamet. Oleh karenanya orang #Jawa dianggap kakak oleh orang #Sunda. Maka orang Sunda ‘pamali’ membantah saudara tuanya dan mesti hidup rukun”.

#sobatCiremai, cerita tentang gunung memang selalu menarik untuk dicermati dan seakan tak ada habisnya. Hal buruk dalam cerita tersebut tak perlu kita ambil hati. Tapi hal baik dari cerita tersebut bisa kita jadikan motivasi pembangunan nasional. So, mari kita manfaatkan secara lestari potensi alam untuk kesejahteraan bersama.

[Teks © Gandi, Image © Rudi & Google – BTNGC| 012019]
.

Ikuti Kami