Ke Mana Air Pergi Saat Kemarau?


.
Sungai, danau, waduk, sumur, dan mata air banyak yang mengalami penurunan volume air saat kemarau ini. Bahkan beberapa ‘gudang’ air permukaan tersebut ada yang telah kering kerontang.
.
Dampaknya, banyak masyarakat di sejumlah daerah kesulitan air. Keadaan ini membuat pemerintah harus menyalurkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan mandi, cuci, dan kakus (MCK) masyarakat setempat.
.
#sobatCiremai, mengapa ini terjadi?.
.
Para ahli mengatakan volume air di dunia selalu tetap. Berarti, jumlah air planet biru ini tak pernah berkurang maupun bertambah.
.
Nah, menurut teori di atas dapat dikatakan, bila di satu belahan bumi kekurangan air, maka pada belahan bumi lainnya mesti kelebihan air. Kalau tempat kita kekeringan, maka di tempat lain mungkin ada yang kebanjiran?.
.
Ternyata 70 persen permukaan planet bumi terisi air. Tapi sayang, 97 persen air di permukaan bumi tersebut berupa air laut yang punya rasa asin gegara mengandung banyak garam!.
.
Lalu hanya ada 3 persen saja air tawar di bumi yang lebih dari 2 per tiga bagiannya berada dalam bentuk es di “glasier” dan es kutub.
.
Sedangkan sepertiga air tawar yang tak membeku bisa ditemukan dalam tanah berupa air tanah. Tapi hanya sebagian kecil air tawar berada di atas permukaan tanah dan di udara.
.
Air permukaan secara alami terisi melalui presipitasi dan secara alami berkurang melalui penguapan 
dan rembesan ke bawah permukaan sehingga menjadi air bawah tanah.
.
So, sebenarnya wajar saja krisis air terjadi saat kemarau?. Ya, bukankah air akan kembali ke semula sesuai siklus air?.
.
Yang jelas mari jaga air bumi kita agar air, tumbuhan, satwa, dan semua isinya tetap berjalan sebagaimana mestinya.
.
[Teks © Tim Admin, foto © IG @sirodsomantri, @abel_firdausi, @indoflashlight -BTNGC | 092019]

Ikuti Kami