Sejak 7 Agustus 2019, seluruh jalur pendakian menuju puncak Parahyangan 3.078 meter di atas permukaan laut (mdpl) ditutup. Kita tahu ada empat jalur pendakian gunung Ciremai yakni Palutungan, Linggajati, dan Linggasana di Kuningan serta Apuy di Majalengka, Jawa Barat.
Penutupan aktivitas wisata alam pendakian ini akibat kebakaran hutan (Karhut) di area kerucut gunung Ciremai.
Karhut tersebut menghanguskan tiga jenis vegetasi Edelweiss yakni “Anaphalis javanica”, “Anaphalis maxima”, dan “Anaphalis viscida”. Api juga melahap vegetasi Cantigi (Ericaceae), Plending (Nephila maculata), dan semak belukar.
“Ya, area puncak gunung Ciremai menjadi wilayah terhancur yang terbakar. Karena dari kejauhan pun area puncak tampak hitam legam”, ujar Agus Yudantara, Fire Boss Karhut (21/11).
Rentetan karhut juga terjadi di vegetasi “savana”, Pinus (Pinus merkusii), dan hutan alam sisi utara dan barat gunung Ciremai selama musim kemarau periode Agustus sampai awal November ini.
Hari ini pun (23/11) eks area Karhut masih terpantau cokelat kehitaman. Warna ini menandakan belum terjadi pemulihan ekosistem secara suksesi alami di lokasi karhut tersebut.
Mengapa demikan sobat?. Sebab intensitas turun hujan belum merata di gunung Ciremai dan sekitarnya. Boleh jadi hujan turun di pemukiman, namun tak turun hujan di gunung.
Pada akhir Oktober hingga awal November memang sempat beberapa kali turun hujan. Namun rupanya hujan ini belum cukup untuk memulihkan ekosistem. Mungkin butuh hujan intensitas tinggi dan merata selama tiga bulan untuk menghidupkan kembali tumbuhan di gunung Ciremai.
“Banyak pendaki yang kami tolak melalui ponsel karena memang masih ditutup”, ungkap Kewer, pengelola pendakian jalur Linggajati (14/11).
Sementara itu, Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) berkoordinasi dengan instansi terkait di Kuningan dan Majalengka seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kepolisian Resor (Polres), dan Komando Distrik Militer (Kodim) mengenai situasi dan kondisi gunung Ciremai.
Kemudian Balai TNGC bersama mitra masyarakat Pengelola Pendakian Gunung Ciremai (PPGC) juga menyiapkan mekanisme pendakian.
Rencananya mekanisme pendakian ini akan menata ketertiban, keamanan, dan kenyamanan pengunjung pendakian.
“Ini lagi menyiapkan 38 papan petunjuk pendakian. Tak lama lagi akan dipasang”, kata Adit, staf Balai TNGC (20/11).
“Minggu depan kami jadwalkan pengecekan jalur pendakian bersama PPGC”, ungkap Nisa, Penyuluh Kehutanan Balai TNGC melalui pesan singkat (22/11).
#sobatCiremai, seperti apa “Standard Operational Procedure” pendakian tersebut?. Pantengin terus medsos gunung Ciremai ya.
So, kapan pendakian gunung Ciremai dibuka?. Nantikan informasinya ya!.
[Teks & Foto © Tim Admin-BTNGC | 112019]