.
Pagi itu sang surya bersinar terik menerangi pesawahan yang menghampar luas bak permadani di kaki gunung Ciremai (13/4).
.
Ku hentikan laju si belalang tempur tepat di bawah bayangan pohon yang cukup lebat biar tak panas. Dari jauh ku perhatikan empat ibu sedang asyik memanen padi. Mereka tampak menghiraukan sengat mentari yang tanpa ampun memanasi area pesawahan itu.
.
Meski sedang pandemi, padi yang sudah menguning mesti segera dipanen. Hal ini dilakukan untuk memastikan stok pangan tetap tersedia.
.
Sebagian padi di kaki gunung Ciremai telah menggunakan perangsang sehat yakni “Plantn Growth Promoting Rhizobacteria” (PGPR).
.
Ya, PGPR yang dimaksud ialah bakteri baik yang diambil dari tetumbuhan rahasia yang berasal dari kekayaan sumber daya alam gunung Ciremai.
.
“Hasil panen lebih banyak dan pastinya sehat”, ungkap Inah, kartini yang sedang memanen padi.
.
“Ini baru sepetak aja yang pakai PGPR. Yang lainnya belum karena memang belum menggunakan”, ujarnya.
.
Sementara itu, dihubungi secara terpisah, Idin Abidin, petugas Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) mengatakan PGPR Ciremai mampu menciptakan produk pertanian yang sehat.
.
“Iya benar. Tak hanya sekedar ketahanan pangan, produk pertanian sehat melalui PGPR Ciremai pun sangat berguna untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh saat pandemi Corona ini”, jelas Idin Abidin.
.
“Inilah sumbangsih keanekaragaman hayati Ciremai bagi Indonesia”, tutupnya.
.
#sobatCiremai yang butuh konsultasi pertanian sehat bisa menghubungi Idin Abidin +62 811-2187-429.
.
So, le’ts be healthy Kartini dan seluruh warga Indonesia!.
.
[Teks & Foto © Tim Admin-BTNGC | 042020]