Urang Sunda menyebutnya Hiris. Wong Jawa mengakatan Gude. Sedangkan nama ilmiahnya yaitu “Cajanus cajan” . Lantas apa nama tumbuhan ini di daerah tinggal sobat?.
Ia adalah sejenis tanaman kacang-kacangan tahunan atau “perenial”. Bijinya bisa dikonsumsi sebagai sumber pangan alternatif.
Ya, Hiris mantap bila diolah menjadi sambal dadakan. Apalagi dimakan saat tengah hari. Hmm maknyus!. Eh, stop!? Ini lagi puasa.
Baik kita lanjutkan. Tanaman ini relatif tahan panas dan kering sehingga pas sebagai tanaman penghijauan di kawasan kering.
Tumbuhan perdu ini pun bisa hidup setinggi tiga meter selama 1 sampai 5 tahun. Batangnya berbulu halus, dan bercabang banyak. Ia berbentuk bulat, beralur, berbulu, hijau kecokelatan.
Daunnya ganda. Maksudnya beranak daun tiga. Ada bulu-bulu halus baik pada bagian atas maupun bawahnya.
Helai daun bulat telur sampai elips, tersebar, ujung dan pangkalnya runcing, tepinya rata, bentuk pertulangannya menyirip, dan warnanya hijau.
.
Tangkainya pendek berwarna hijau. Bunganya berbentuk kupu-kupu, berwarna jingga, ataupun kecoklat-coklatan, dan ungu. Bunganya berjumlah majemuk, karangan bunga sepanjang 15 sampai 30 cm. Serbuk sarinya berwarna kuning, putiknya satu, bengkok, mahkotanya berwarna kuning dan juga berbentuk kupu-kupu.
Buahnya polong dan dapat mencapai 7,5 cm lurus atau membengkok seperti sabit, membulat, memipih, menjorong atau agak persegi. Biji berwarna putih, krim, coklat, ungu kehitaman, dan kecil.
#sobatCiremai mari kenali tumbuhan sekitar kita melalui dunia daring digital.
[Teks & Foto © Tim Admin-BTNGC | 042020]