Filosofi Kolak


.
Tentu kita tahu betul kolak kan?. Ya, kolak akrab dengan Ramadan karena kerap menjadi menu buka puasa.
.
Ada yang berpandangan penganan ini punya arti lebih dari sekadar menu berbuka layaknya kuliner yang berkenaan dengan ritual Islam, seperti apem dan kupat. Nah sebutan kolak juga dikaitkan dengan bahasa Arab.
.
Menurut berbagai sumber, kata kolak berasal dari bahasa Arab, yaitu “kul laka” artinya makanlah, untukmu. Pendapat lain dari kata “khala” atau “kholaqo”. Kata ini bisa diturunkan menjadi “kholiq” atau “khaliq” yang berarti pencipta, pencipta alam semesta yang menunjuk kepada Allah.
.
Unsur-unsur kolak pun dikaitkan dengan ajaran Islam. Pisang kepok yang paling umum digunakan merujuk pada kapok, dalam bahasa Jawa berarti jera. Penganan ini mengingatkan agar manusia jera berbuat dosa dan segera bertobat kepada Allah.
.
Isian lainnya, ubi, dalam bahasa Jawa disebut telo pendem. Filosofinya manusia harus mengubur kesalahannya dalam-dalam. Ada juga yang menghubungkan dengan kematian. Kolak adalah media pengingat, suatu saat manusia pasti mati dan kemudian dikubur (dipendem).
.
Unsur lain dalam kolak adalah santan. Dalam bahasa Jawa disebut santen, kependekan dari pangapunten. Orang Jawa menggunakan kata ini sebagai permohonan maaf. Kolak pun menjadi media pengingat agar manusia seantiasa meminta maaf atas kesalahannya.
.
Hmm, lantas adakah filosofi kolak di daerah #sobatCiremai?. So, mari kenali sosial budaya kita!.
.
[Teks © Tim Admin, Foto © IG @yackikuka -BTNGC | 052020]

Ikuti Kami