PEH ‘Upgrade & Update’ Tata Kelola Pelestarian Macan Tutul Jawa Gunung Ciremai


.
Petugas Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) melakukan ‘upgrade’ kemampuan dan ‘update’ pengetahuan tentang upaya pelestarian Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) melalui web seminar (webinar) Teras Inovasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan-Badan Penelitian Pengembangan dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), kemarin (9/6).
.
Rapat online itu bertajuk Bincang Cara Profesor: Pengelolaan Macan Tutul Jawa, Pasca Pandemi COVID-19.
.
Seperti Sobat ketahui, TNGC merupakan salah satu habitat Macan Tutul Jawa yang berupa kawasan hutan hujan tropika pada gunung api ‘soliter’ yang dikelilingi desa-desa di mana pemukiman masyarakat berbatasan langsung dengan hutan gunung Ciremai.
.
Tentu kondisi tersebut membutuhkan upaya pengelolaan kawasan yang tepat dan bijak pada aspek ekologi, ekonomi, dan sosial budaya untuk melestarikan populasi fauna identitas Provinsi Jawa Barat ini.
.
Hendra Gunawan hadir sebagai narasumber. Beliau merupakan Profesor Riset Macan Tutul Jawa pertama di Kementerian LHK.
.
Narasumber lainnya yaitu Dede Aulia Rahman, Dosen Fakultas Kehutanan-Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Didik Raharyono, Ketua Peduli Karnivor Jawa.
.
Pemaparan materi narasumber memberikan gambaran bagaimana kondisi populasi Macan Tutul Jawa yang terus tertekan akibat berkurangnya habitat yakni luasan, daya dukung, dan langkanya penelitian.
.
“Penelitan Macan Tutul Jawa perlu memang perlu ditingkatkan. Pasalnya penelitian tersebut sangat dibutuhkan untuk menjawab permasalahan-permasalahan terkait pengelolaan Macan Tutul Jawa saat ini dan masa yang akan datang. Penelitian juga dibutuhkan untuk mendukung peran penting kearifan lokal masyarakat setempat,” ungkap Profesor Hendra Gunawan.
.
Dalam beberapa tahun, Balai TNGC telah melakukan berbagai upaya untuk melestarikan populasi dan habitat Macan Tutul Jawa melalui kegiatan patroli pengamanan kawasan, monitoring populasi berkelanjutan, dan pembinaan habitat.
.
Upaya terbaru yaitu menambah jumlah individu macan dengan mendatangkan Slamet Ramadhan sebagai bagian keluarga kucing besar TNGC pada Juli 2019. Slamet Ramadhan diharapkan bisa menjadi pejantan tangguh untuk menggantikan jantan dewasa tunggal yang telah memasuki usia senja berdasarkan dokumentasi terakhir pada 2013.
.
Aspek sosial dari sisi penerimaan masyarakat setempat dalam mengambil peran untuk menjaga kelestarian kawasan hutan gunung Ciremai menjadi faktor penentu keberhasilan proses introduksi Slamet Ramadhan.
.
Penyadartahuan masyarakat tersebut melewati proses relatif panjang dan melibatkan kerja sama multi pihak mulai dari instansi pemerintah lingkup Kementerian LHK, instansi pemerintah lingkup kabupaten, akademisi, awak media serta lembaga sosial masyarakat pemerhati lingkungan.
.
Dengan dukungan data kajian ekologi habitat Macan Tutul Jawa di TNGC yang telah dilaksanakan sejak 2010, Slamet Ramadhan dapat beradaptasi dengan baik berdasarkan hasil dokumentasi camera trap pada Maret 2020.
.
Mari #sobatCiremai, kita ambil peran dalam upaya pengelolaan Macan Tutul Jawa dengan menjaga kelestarian lingkungan agar keanekaragaman hayati dapat dimanfaatkan dan dinikmati berkelanjutan. Time for nature. Salam Lestari!.
.
[Teks & Foto © Robi, Foto Camera Trap © PEH-BTNGC | 062020]

Ikuti Kami