#sobatCiremai tahu Polisi Kehutanan (Polhut) Balai taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC)? Ya, mereka ujung tombak dalam perlindungan dan pengamanan hutan yang dibekali kemampuan penyelesaian kasus di lapangan.
Keahlian itu didapatkan dari penggemblengan lembaga pendidikan dan pelatihan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta lembaga bidang keamanan negara. Kedua lembaga tadi ibarat “Kawah Candradimuka” bagi Polhut.
*Selain itu “kawah gunung ciremai” telah memberikan banyak ilmu dan keahlian serta merubah sikap Polhut dengan learning by doing dalam penyelesaian permasalahan kawasan.
Polhut dibekali sarana dan prasarana untuk menunjang tugasnya. Salah satunya yakni senjata api (senpi).
Makna “senjata” ini sedikit berbeda dengan tempat lain sebab disesuaikan dengan karakteristik “medan tempur”.
Apa yang #sobatCiremai ketahui tentang senpi?
Senpi, salah satu peralatan standar yang harus dimiliki satuan tugas keamanan seperti Polhut. Tentu saja senjata ini dipegang petugas yang memenuhi syarat teknis dan administrasi.
Seperti kemarin (30/10), 12 Polhut Balai TNGC melakukan tes untuk mendapatkan Izin Pemegang Senjata Api di Kepolisian Daerah Jawa Barat, Bandung. Polhut yang lulus serangkaian tes dengan nilai yang memuaskan berhak mendapatkan Kartu Pemegang Senpi sebagai tanda legalitas penggunaan senjata.
#sobatCiremai, senpi yang digunakan Polhut yakni jenis genggam “Ceska Zbrojovka” (CZ38 Brow) dan jenis Pinggang PM.1-A1. Senpi yang disebutkan pertama ialah pistol. Sedangkan yang kedua yakni laras panjang. Dua senpi tersebut dinilai sangat cocok bagi Polhut.
Kapan senpi ini digunakan?
Idealnya, senpi mesti dibawa dalam setiap tugas Polhut baik di kantor maupun di lapangan seperti patroli dan operasi fungsional. Karena hakikatnya senpi harus melekat pada pemegangnya.
Namun untuk penggunaan senpi perlu pertimbangan yang sangat matang. Senpi tak boleh digunakan sembarangan. Meskipun secara hukum, Polhut punya hak untuk itu memberi tembakan peringatan.. Karena senpi diciptakan untuk melindungi dan bukan untuk melukai.
Senpi hanya boleh digunakan saat ada “Maung ngamuk, Gajah meta” (situasi gawat darurat, red). Dalam situasi dan kondisi tersebut tak perlu ragu menggunakan senjata mematikan ini.
#sobatCiremai, sebenarnya senpi bukan senjata ampuh Polhut dalam upaya pengamanan dan perlindungan hutan. Senjata ampuh yang dimiliki Polhut ialah pendekatan sosial.
Ya, dengan anjangsana kepada masyarakat. Mendengar keinginan dan keluhan mereka lalu diskusi bersama untuk mencari solusi terbaik.
Cara ini terbukti efektif bisa mengurangi tindak pidana kehutanan. Hebatnya lagi, petugas dan masyarakat dapat berkolaborasi dengan sangat baik. Akhirnya, masyarakat merasa memiliki hutan dan sukarela menjaga keutuhannya.
So, ayo kita lestarikan hutan tanpa arogan.
[teks © Mendry, foto © BTNGC | 102018]