ABSTRAK
Taman Nasional Gunung Ciremai merupakan salah satu taman nasional di Indonesia yang memiliki kekayaan plasma nutfah yang cukup tinggi salah satunya adalah jenis saninten (Castanopsis argentea). Informasi jenis ini belum banyak diketahui orang. Di Jawa Barat, kayu saninten umumnya digunakan sebagai bahan bangunan rumah, jembatan, tong kayu, karena tahan lama dan kuat, jenis ini memiliki kelas kuat II dan kelas awet II-III. Dan kulit buahnya dapat digunakan sebagai penghitam rotan yang telah dikupas, sedangkan buahnya dapat di konsumsi. Berdasarkan kebutuhan akan kayu dan kegunaan saninten diatas maka perlu ada langkah penting yang dilakukan dalam kaitan dengan pengelolaannya, untuk mengetahui populasi penyebarannya, menetapkan kawasan plasma nutfah serta pengelolaannya.
Metode untuk mengetahui pola penyebaran saninten dilakukan analisis vegetasi garis berpetak dengan sistem penarikan jalur coba di dua seksi pengelolaan Taman Nasional Gunung Ciremai. Analisis data yan digunakan adalah Indeks Nilai Penting (INP) dengan pola sebaran Indeks Morishita. Hasil penelitian menunjukan kelimpahansaninten tertinggi terdapat pada SPTN I Kuningan. Sementara kelimpahan jenis vegetasi di SPTN I terlihat pada Nilai Indeks Shannon yang tinggi yaitu 2,978 untuk pohon, 3,061 untuk tingkat tiang, 3,047 untuk tingkat pancang dan 3,018 untuk tingkat semai. Hasil analisis vegetasi di SPTN I menunjukan Indeks Nilai Penting Castanopsis argentea untuk tingkat pohon 82,4 %, tingkat tiang 28,20 %, tingkat pancang 27,73 %, tinkat semai 35,2 %. Sedangkan di SPTN II Indeks Nilai Penting tingkat pohon sebesar 65,72 %, tingkat tiang 12,91 %, tingkat pancang 12,3 %, tingkat semai 12,11 %. Dominansi pohon saninten di dua lokasi penelitian menunjukan adanya pengaruh saninten (castanopsis argentea) terhadap ekosistem di Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai.
Secara keseluruhan saninten ditemukan di Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai di ketinggian 1 100-1800 mdpl. Pola penyebaran saninten secara keseluruhan bersifat cenderung mengelompok. Pola penyebaran di SPTN I pada tingkat pohon sebesar 3,85 (mengelompok), tingkat tiang 0,11 (mengelompok), tingkat pancang 0,49 (mengelompok) dan tingkat semai 0,48 (mengelompok). Untuk SPTN 2 pada tingkat pohon sebaran -0,21 (merata), tingkat tiang -0,02 (merata), tingkat pancang 0,03 (mengelompok) dan tingkat semai 1,90 (mengelompok). Di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai dapat dilihat tingkat assosiasi jenis saninten sering ditemukan dalam satu plot dengan jenis huru (Litsea sp) dan pasang (Litholcarpus ewy kcií), walen (Ficus ribes).
Riset Lainnya
- Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perlindungan Kawasan Hutan
- Analisis Kandungan Unsur Hara Makro, Carbon, dan Mikrobiologi Tanah Pada Berbagai Ketinggian Tempat Di Jalur Pendakian Palutungan Taman Nasional Gunung Ciremai
- Identifikasi Sumber Pakan Kelelawar Pemakan Buah Dan Nektar Sub Ordo Megachiroptera Berdasarkan Analisis Pollen Di Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai
- Manfaat Ekonomi Sumber Daya Hutan Resort Argalingga dan Gunungwangi Taman Nasional Gunung Ciremai
- Keanekaragaman Makrozoobentos Di Sungai Cilengkrang Kabupaten Kuningan Jawa Barat
- Pengelolaan Ekowisata Trekking Di Resort Cigugur, Taman Nasional Gunung Ciremai
- Pengelolaan Kawasan Untuk Kegiatan Ekowisata Di Taman Nasional Gunung Ciremai
- Pemodelan Spasial Kesesuaian Habitat Surili di Taman Nasional Gunung Ciremai
- Hubungan Edge Effects dengan Keragaman Kupu Kupu Pemakan buah busuk di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai SPTN Wilayah I Kuningan
- Perencanaan Interpretasi Kawasan Wisata Alam Batu Luhur Taman Nasiona Gunung Ciremai Kabupaten Kuningan Jawa Barat