.
#sobatCiremai suka minum kopi?. Ya, banyak orang percaya meminum segelas kopi bisa mengembalikan semangat yang hilang. Lantas kopi apa dan di mana yang sobat minum?.
.
Tentu kita tahu, minuman kopi berasal dari biji tanaman kopi.?
.
Kopi (Coffea) merupakan marga sejumlah tumbuhan yang menjadi bahan dasar pembuatan minuman kopi.
.
Genus tanaman kopi punya sekitar 100 spesies. Tetapi dari sekian banyak spesies itu hanya dua yang memiliki nilai perdagangan penting yaitu “Coffea canephora” yang menghasilkan kopi robusta, dan “Coffea arabica” yang menghasilkan kopi arabika.
.
Sedangkan beberapa jenis lainnya hanya dipakai sebagai bahan campuran untuk memengaruhi aroma minuman kopi seperti “Coffea excelsa” dan “Coffea liberica”.
.
Atraksi cara pembuatan minuman kopi juga menjadi daya tarik tersendiri. Walhasil terciptalah segelas kopi dengan aroma khas yang selalu dicintai dan dirindukan penikmatnya.
.
Konon, perkebunan kopi nusantara ditanam pada zaman penjajahan Belanda di hutan dan lahan yang dianggap cocok.
.
Gunung Ciremai mungkin menjadi salah satu lokasi kebun kopi kolonial. Memang tak dipungkiri pada kaki-kaki gunung Ciremai terdapat tanaman kopi warisan kolonial yang ditanam sejak 1930 sampai 1941.
.
Tanaman tersebut semakin tumbuh subur tatkala dulu gunung Ciremai masih berstatus hutan produksi yang dikelola Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kuningan dan KPH Majalengka pada 1978 sampai 2003.
.
Saat itu kopi menjadi tanaman tumpang sari atau tanaman sisipan yang tumbuh di antara lebatnya Pinus (Pinus merkusii).
.
Kita tahu, sejak 2004 gunung Ciremai berstatus taman nasional. Nah, tentu tanaman kopi tersebut tak sesuai dengan fungsi kawasan taman nasional. Karena kopi adalah tanaman perkebunan dan bukan tumbuhan kehutanan.
.
Petugas kerap merasa galau dengan keberadaan kopi di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC). Namun apa boleh buat karena tanaman kopi telah ada sebelum taman nasional datang.
.
Konon, masyarakat setempat boleh memetik kopi di TNGC tapi tidak boleh melakukan pemeliharaan tanaman kopi tersebut?. Harapannya aktivitas ini akan hilang dengan sendirinya?.
.
Kini 15 tahun telah berlalu, ternyata kopi masih eksis di dalam kawasan TNGC.?
.
Hmm, bahkan kini kopi tersebut dilabeli kopi Ciremai yang kerap menjadi pengisi “booth” Balai TNGC dalam beberapa pameran dan festival.??
.
Sobat Ciremai, tanpa berpikir panjang segelas kopi hangat akan langsung disruput. Apalagi ditemani sebatang yang ngebul. Namun bagi rimbawan, jejeran tanaman kopi di dalam kawasan TNGC membuat galau dan membutuhkan pemikiran panjang lebar untuk menentukan masa depannya.
.
So, tunggu saja kelanjutannya ya sobat.
.
[Teks & foto © Tim Admin-BTNGC| 092019]